Gubernur Ikuti Rakor Lintas Sektor RTRW Provinsi Sulteng

Pertemuan 21 Desember 2022 

Image

Jakarta – Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura, AIFO bersama Wakil Ketua DPRD Provinsi Arus Abd. Karim mengikuti Rapat Koordinasi Lintas Sektor dalam rangka pembahasan rancangan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah. Bertempat, Sheraton Grand Jakarta. Senin, (12/12/2022)

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Direktur Jenderal Tata Ruang Kementrian ATR/BPN Ir. Gabriel Triwibawa, M. Eng, Sc. Dan diikuti beberapa Kementrian Teknis, Anggota DPRD Provinsi, Kepala OPD Teknir Provinsi dan Bupati dan Walikota Palu.

Pada kesempatan itu, Gubernur Rusdy Mastura mengatakan, penyusunan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah merupakan Bantuan Teknis dari Kementerian ATR/BPN pada tahun 2019 sebagai bentuk rekonstruksi dan rekonsiliasi pasca bencana alam, gempa bumi, tsunami dan liquifaksi pada 28 September 2018.

Penyusunan RTRWP Sulawesi Tengah juga telah mengintegrasikan rencana zonasi pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari 1 Kota dan 12 Kabupaten dengan luas wilayah yaitu 13.604.073 Ha serta terdiri dari 1.572 Pulau. Sedangkan jumlah penduduk yaitu 3.021.879 jiwa.

“Dimasa periode kepemimpinan saya selaku
Gubernur Sulawesi Tengah banyak hal yang telah kami upayakan dalam membangun Sulawesi Tengah ke pembangunan yang lebih baik.” Kata Rusdy Mastura dalam kesempatan itu

Hal ini mendorong penurunan angka kemiskinan dan angka pengangguran, serta meningkatkan pendapatan per kapita Provinsi Sulawesi Tengah. sehingga dengan adanya Peraturan Daerah RTRW Provinsi ini mampu mendorong lebih besar lagi peluang investasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Sulawesi Tengah.

Sehingga dengan adanya RTRW yang telah disesuaikan dengan pembangunan yang memperhatikan mitigasi bencana sehingga peluang investasi tersebut membantu untuk meyakinkan untuk masuk berinvestasi di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan jaminan adanya Mitigasi Bencana.

“Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah telah mengalami peningkatan sebesar 6,84%, dan pada tahun 2021 pasca Covid-19 mengalami peningkatan 11,70%.” Jelas Rusdy Mastura

Maka dari itu kesimpulan dari isu strategis pembangunan Sulawesi Tengah sebagai berikut :

1. Percepatan RTRW Provinsi sebagai bentuk penanganan cepat pasca gempa bumi, tsunami, dan liquifaksi, sebagai pendorong
pemulihan ekonomi dalam berinvestasi.

2. Letak strategis Provinsi Sulawesi Tengah sebagai pendukung logistik dan pangan dalam pemasok kebutuhan Ibu Kota Negara
(IKN).

3. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus dan Industri Strategis Nasional sebagai bagian dalam Kawasan Proyek Strategis nasional (PSN).

4. Peningkatan kualitas pemanfaatan ruang transisi antara ruang darat dan ruang laut sebagai pendukung industrialisasi Pertambangan mineral berkelanjutan.

5. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian yang menjadi Kawasan Pangan Nusantara/food estate (KPN).

6. Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan hutan dengan kegiatan budi daya non terbangun dan non tambang.

Dari 6 (Enam) isu strategis tersebut, maka tujuan penataan ruang yang tercantum dalam RTRW Provinsi Sulawesi Tengah adalah mewujudkan pembangunan wilayah yang bertumpu pada sektor pertanian, sumber daya wilayah pesisir dan kelautan, industri, pertahanan keamanan serta pariwisata yang produktif dan berkelanjutan secara sosial, ekonomi dan lingkungan berbasis mitigasi bencana yang sejalan dengan visi pembangunan daerah untuk membangun Sulawesi Tengah dengan “Gerak Cepat Menuju Sulawesi Tengah Lebih Sejahtera dan Lebih Maju”.

Melalui RTRW Provinsi Sulawesi Tengah ini, mendorong pembentukan klaster yaitu :

1. Klaster perkotaan Pasigala (Palu, Sigi, Donggala) sebagai perkotaan tangguh bencana.

2. Klaster Wisata bahari dan perikanan sektor kelautan Balatoju (Banggai, Banggai Laut, Banggai Kepulauan, dan Tojo Una-Una)
sebagai pendukung sektor perikanan dan pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Togean.

3. Klaster Industri Morubang (Morowali, Morowali Utara, dan Banggai), sebagai sektor unggulan strategis nasional untuk Kawasan industri Morowali dan sekitarnya.

4. Klaster Agropolitan dan Kawasan Pangan Nusantara Bolipamuso (Buol Tolitoli, Parigi Moutong, Poso dan Donggala Sigi) sebagai supplier pangan untuk kebutuhan Sulawesi Tengah dan IKN.

Lebih jauh, Rusdy Mastura menerangkan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah bersedia mengembangkan klaster sebagai Kawasan Pangan Nusantara (food estate) sebagai salah satu proyek strategis nasional mendukung IKN.

Sumber : Biro Administrasi Pimpinan.



Komentar